Employee turnover secara keseluruhan
Employee turnover secara keseluruhan adalah jumlah semua karyawan di perusahaan anda yang keluar selama periode waktu tertentu. Manajer sumber daya manusia (SDM) dapat mengukur tingkat pergantian keseluruhan pada akhir tahun untuk menentukan perubahan yang harus dilakukan terkait dengan keterlibatan karyawan atau budaya perusahaan. Manajer dapat mengukur turnover keseluruhan dalam departemen mereka untuk mempelajari kepuasan karyawan mereka dan jika mereka perlu menerapkan perubahan apa pun untuk mempertahankan karyawan di departemen mereka.
Cara Menurunkan Angka Employee Turnover
Pada dasarnya, tidak ada cara pasti untuk bisa membuat karyawan untuk memiliki rasa loyalitas yang tinggi pada perusahaan Anda. Tapi, bila Anda mencoba memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh karyawan, maka Anda sudah menuju pada arah yang tepat.
Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menurunkan angka employee turnover adalah sebagai berikut:
Step 2: Divide and Multiply
Divide the number of employees who left (26) by the average number of employees (140). Then, multiply the result by 100 to get the turnover rate.
For example, the equation would be: (26/140) * 100 = 18.57. The turnover rate is 18.57%
This number indicates that approximately 18.6% of the employees left the company during this quarter.
Employee Turnover Adalah: Sebab, Akibat, dan Cara Mencegah Turnover Pada Karyawan
Employee turnover adalah suatu kondisi adanya staf kantor yang mengundurkan diri dan posisinya digantikan dengan orang lain. Kondisi seperti ini sudah sangat lumrah terjadi di berbagai perusahaan.
Employee turnover bisa memberikan keuntungan bilal staff yang digantikan memiliki performa yang lebih baik daripada staff yang resign. Tapi, bila angka employee turnover sangat tinggi, maka perusahaan akan merugi.
Lantas, kenapa perusahaan bisa merugi bila angka employee turnover terlalu tinggi? Bagaimana cara terbaik untuk mengendalikan employee turnover? Mari kita bahas bersama di bawah ini.
Kurang Adanya Kesempatan Bertumbuh
Ada kalanya karyawan baru belum bisa melakukan adaptasi secara baik. Mereka membutuhkan waktu lebih untuk bisa belajar dan berkembang. Semakin karyawan diberikan waktu yang cukup untuk beradaptasi, maka tingkat employee turnover akan berkurang secara otomatis.
Seringkali, kesempatan untuk berkembang ini menjadi penyebab meningkatnya angka employee turnover. Untuk menghindari masalah ini, maka diperlukan adanya program orientasi karyawan untuk karyawan yang baru bergabung.
Produktivitas Menurun
Mencari pengganti karyawan baru yang resign tentunya akan memerlukan banyak waktu. Beberapa perusahaan memerlukan waktu hingga sebulan atau bahkan lebih lama lagi. Sehingga, akan membuat tingkat produktivitas karyawan lain menurun karena terbebankan oleh pekerjaan karyawan yang resign.
Kerugian Finansial
Merekrut karyawan baru bukanlah suatu hal yang mudah dan juga murah. Perekrutan akan memakan banyak biaya, mulai dari membayar vendor untuk membuka lowongan kerja, proses interview, pelatihan, sampai memilih karyawan yang memiliki kemampuan yang sama dengan karyawan sebelumnya. Terlebih lagi bila Anda harus membayar pesangon untuk karyawan yang resign.
Memberikan kejelasan karier
Perusahaan tentu tidak ingin kehilangan karyawan terbaiknya, apalagi jika pindah ke kompetitor. Cara untuk mempertahankan karyawan adalah memberikan kejelasan karier.
Misalkan, di perusahaan terdapat promosi jabatan bagi karyawan yang telah berkontribusi lama atau memiliki pencapaian di divisinya.
Alternatif yang dapat Anda coba adalah pengembangan karier atau rotasi divisi sehingga karyawan mampu meningkatkan skill dan merasa tertantang dengan posisi yang baru.
Tips mengurangi tingkat turnover karyawan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menekan angka turnover karyawan, yaitu:
Perceptions of injustice and unfairness
Research suggests that organizational justice plays a significant role in an employee’s intention to exit an organization. Perceptions of fairness are antecedents and determinants of turnover intention, especially in how employees are treated, outcomes are distributed fairly, and processes and procedures are consistently followed.[40]